HIJAZ.ID – Kelak ada sebagian manusia yang dengan timbangan pahalanya lebih besar dari tumpukan dosanya, dapat dengan mulus masuk ke dalam surga. Namun ada pula sebagian yang meratap penuh sesal, sebab dosa yang ada pada dirinya masih terlampau banyak dari amal kebaikan yang dikerjakan. Tersebab itulah maka mereka berjalan dengan beratnya menuju ke dalam siksa di api neraka-Nya.

Betapa Allah sediakan hamparan kesempatan bagi manusia untuk mengerjakan amal kebajikan. Pada satu pintu dosa, sesungguhnya bersama dengan itu ada jauh lebih banyak pintu untuk mengerjakan amal shaleh. Hanya karena syaitan yang begitu dahsyatnya menggoda, sehingga pandangan mata seolah hanya tertuju pada pintu-pintu kemaksiatan kepada Allah. Hilang akal, tenggelam iman untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk.

Mengerti bila suatu perkara itu dilarang oleh agama, tetapi tersebab lalainya tetap saja dikerjakan. Paham apa yang baik baginya dan apa yang tidak, tetapi tersebab nafsunya tetap saja dilanggar ketentuan yang telah ditetapkan.

Perhatikanlah, bahwa jalan menuju surga Allah sungguh terbuka lebarnya. Hanya terkadang manusia salah melangkahkan kakinya. Bukan di jalan yang semestinya, yang pada hakikatnya Allah takdirkan ia berada di setapaknya. Ada manusia yang lebih memilih mengikuti hawa nafsunya. Menjadi budak syaitan yang begitu gembiranya melihat anak Adam yang gagal menjaga iman dan taqwanya. Tergelincir ia pada segala bentuk kemaksiatan dan dosa-dosa. Hingga jika tiba ajalnya belum sempat kembali pada jalan-jalan Allah, maka kelak ia akan dikumpulkan bersama para syaitan penggodanya di dalam panasnya api neraka.

Dalam beberapa riwayat disebutkan, ada orang-orang yang jangankan masuk ke dalam surga, mencium baunya pun tidak akan pernah bisa. Ada orang-orang yang dengan perbuatannya sengaja dijauhkan dari surga Allah. Ada pula yang dengan keshalihannya justeru dibukakan baginya seluas-luasnya pintu menuju surga Allah. Ada beberapa amalan yang sesungguhnya bisa kita ikhtiarkan, sebagai bekal untuk kelak mengetuk pintu-pintu surga.

1) Memberi minum binatang. Betapa manusia zaman ini seperti kehilangan nurani. Jangankan untuk perhatian dan peduli pada binatang, pada sesama manusia yang sangat membutuhkan pun dengan mudah diabaikan. Betapa banyak saudara-saudara kita yang kesusahan, kesulitan, terus ditimpa ujian dan cobaan. Di antara sekian banyak manusia, berapa di antara mereka yang dengan rela dan ikhlasnya membantu? Dengan kemurahan hatinya mengulurkan pertolongan.

Sungguh bagi Allah, tiada satu pun kebaikan yang dikerjakan manusia abai dalam perhitungan. Termasuk se-sederhana memberi minum pada binatang. Bukankah seorang wanita penuh dosa dimasukkan oleh Allah ke dalam surga tersebab menimbakan seember air untuk seekor anjing yang terkapar kehausan?

Perkara ini jelas diterangkan dalam sebuah riwayat, “Ketika sedang melakukan perjalanan, seorang laki-laki merasa haus, lalu ia menuju ke sebuah sumur dan minum air. Setelah ia keluar, ternyata ada seekor anjing yang menjulurkan lidahnya dan memakan pasir karena kehausan. Lelaki itu bergumam ‘Anjing ini telah merasa kehausan seperti yang telah aku rasakan’. Ia pun kembali menuju sumur dan memenuhi sepatunya dengan air, lalu memberikan minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuni segala dosanya. Mereka (para sahabat) bertanya: Wahai Rasullullah, apakah kita akan mendapatkan pahala dengan memberi minum binatang? Beliau menjawab: ‘Pada setiap limpa yang basah, terdapat pahala’”.

2) Menyingkirkan batu dari jalan. Tidak banyak dari kita yang menyadari bahwa hal-hal yang sekiranya sepele dapat mendatangkan ganjaran luar biasa. Seperti kiranya menyingkirkan batu dari jalan, agar para pengguna lain tidak mengalami sebuah kejadian yang membahayakan.

Dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhari diterangkan, “Barangsiapa menyingkirkan gangguan dari jalan kaum muslimin, maka akan dicatat untuknya satu kebaikan, maka ia akan masuk surga”.

3) Menjenguk orang sakit. Salah satu dari kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya ialah menjenguk di saat sakit. Betapa seseorang yang sedang menderita sebuah penyakit gembira bila ada saudaranya yang turut memperhatikan kondisinya. Sebab tidak banyak teman yang mampu ikut serta ketika jatuhnya saudaranya. Namun begitu mudahnya teman hadir di saat bahagiaanya. Maka Ali bin Abi Thalib pernah mengisyaratkan, bahwa bila ingin menghitung berapa banyaknya temanmu, hitunglah di saat kondisi buruk menghampirimu.

Menjenguk orang sakit ialah salah satu bukti perhatian dan wujud persaudaraan. Pintu bagi kita untuk mendapatkan ridha Allah dari do’a-do’a yang terucap. Sebuah hadist dari Abu Hurairah, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi menjelaskan, Barang siapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka malaikat berseru: ‘Engkau adalah orang yang baik, langkahmu adalah langkah yang baik, dan engkau telah mendapatkan suatu posisi di surga’”.

4) Menebar senyum dan ceria. Bukankah senyum ialah bagian dari sedekahnya seorang muslim? Maka itu keceriaan harus senantiasa nampak dari wajah seorang mukmim. Menebar kebahagiaan, terlebih membuat orang lain bahagia akan mendatangkan ganjaran yang tiada pernah disangka besarnya. Sebab itulah mengapa Rasulullah semasa hidupnya lebih mengutamakan senyum dari amarahnya. Termaktub sebuah perkataan beiau, “Kebaikan akhlak adalah keceriaan wajah dan menjauhi amarah,..”

5) Menutup aib orang lain. Tidak mudah mengalamkan perkara ini. Di zaman ini, membincangkan keburukan orang lain sudah seperti kebiasaan yang justeru mengasyikkan. Hampir di setiap kesempatan ada saat di mana ghibah menjadi topik pembahasan. Menceritakan aib saudaranya sendiri. Bersemangat mencari kesalahan dan keburukan orang lain. Bukankah Rasulullah pernah mengibaratkan, bagi orang yang gemar membicarakan aib orang lain seperti memakan bangkai saudaranya sendiri? Maka betapa hinanya kita, bila ghibah masih menjadi kebiasaan yang tidak kunjung dihentikan.

Rasulullah bersabda dalam sebuah riwayat Imam Muslim, “Tidaklah seorang hamba menutup aib seorang hamba di dunia, melainkan Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat”.

Originally posted 2017-10-03 06:39:09.