Dalil, Waktu, Tata Cara hingga Doa Shalat Nisfu Syaban

Nisfu Syaban termasuk satu dari 15 malam istimewa dalam Islam. Salah satu amalan yang dianjurkan pada waktu tersebut adalah sholat Nisfu Syaban.

Keistimewaan malam Nisfu Syaban ini disebutkan dalam sejumlah hadits. Salah satunya seperti dikatakan Al-Albani, dari Muadz bin Jabal RA dia meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda,

يَطَّلِعُ اللَّهُ إِلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

Artinya: “Pada malam Nisfu Syaban Allah SWT memperhatikan seluruh makhluk-Nya, Dia pun mengampuni seluruh makhluk kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR Thabrani, Daruquthni, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)

Dalam Kitab Syu'ab al-Iman juga terdapat riwayat serupa. Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya.” (HR Baihaqi)

Sebagian ulama mengatakan bahwa tidak ada satu pun hadits tentang keutamaan Nisfu Syaban yang dinilai shahih. Sementara itu, sebagian ulama hadits berpendapat bahwa riwayat yang memiliki banyak sanad, maka ia menjadi shahih atau paling tidak menjadi hasan dan bisa dijadikan dalil. Contohnya seperti yang diriwayatkan Al-Albani pada hadits di atas.

Para ulama menganjurkan untuk memperbanyak amalan pada malam Nisfu Syaban. Salah satunya adalah sholat Nisfu Syaban.

Dalil Sholat Nisfu Syaban

Dalil sholat Nisfu Syaban turut disebutkan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin. Ia menganjurkan untuk melaksanakan sholat sunnah 100 rakaat pada malam Nisfu Syaban.

“Pada malam itu, kaum muslim dianjurkan sholat sunnah seratus (100) rakaat, di mana setiap rakaatnya membaca Al Fatihah dan 10 (sepuluh) kali Al Ikhlas,” jelas Imam Al-Ghazali seperti diterjemahkan oleh Purwanto.

Terkait hal ini, Imam an-Nawawi dalam Kitab Majmu' Syarh Muhadzab memperingatkan agar berhati-hati karena dikhawatirkan termasuk perbuatan bid'ah yang munkar. Hal ini turut diterangkan dalam buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW karya Arif Rahman.

Dilihat dari kekuatan dalil, umat Islam bisa mengerjakan sholat qiyamul lail seperti tahajud pada malam Nisfu Syaban. Dalil sholat tajahud termaktub dalam Al-Qur'an dan hadits shahih.

Allah SWT berfirman,

وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا ٧٩

Artinya: “Pada sebagian malam lakukanlah sholat tahajud sebagai (suatu ibadah) tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS Al Isra: 79)

Kemudian, dalam Kitab Shahih Muslim disebutkan hadits bahwa Rasulullah SAW bersabda,

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat yang dilakukan di malam hari.” (HR Muslim)

Waktu Sholat Nisfu Syaban

Sholat Nisfu Syaban dapat dikerjakan begitu masuk malam tersebut. Jika hendak mendirikan sholat tahajud, maka bisa dilakukan setelah Isya hingga sebelum fajar. Jumhur ulama berpendapat, waktu utama dalam mengerjakan sholat qiyamul lail sendiri adalah pada sepertiga malam terakhir.

Mengutip buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana, sepertiga malam terakhir termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa. Hal ini bersandar pada firman Allah SWT dalam surah Az Zariyat ayat 18.

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Artinya: “dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”

Sementara itu, dalam sebuah hadits disebutkan, pada sepertiga malam terakhir, Allah SWT akan turun ke langit dunia dan mengabulkan permintaan hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman, ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku-kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Ku-ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

Tata Cara Sholat Nisfu Syaban

Berikut tata cara sholat Nisfu Syaban sebagaimana sholat sunnah pada umumnya,

  • Membaca niat
  • Takbiratul ihram
  • Membaca doa iftitah
  • Membaca surah Al Fatihah
  • Membaca surah dalam Al Quran
  • Rukuk
  • Itidal
  • Sujud
  • Mengulang gerakan seperti rakaat pertama
  • Membaca doa tahiyat akhir pada rakaat kedua
  • Salam

Doa setelah Sholat Nisfu Syaban

Melansir arsip detikHikmah, berikut bacaan doa setelah sholat Nisfu Syaban,

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَ اِسْمِي شَقِيًّا فِي دِيوَانِ الْأَشْقِيَاء فَامْهُ وَاكْتُبْنِي السُّعَدَاء وَإِِنْ كُنتَ اِسْمِي سَعِيدًا فِي دِيوَانِ السّعَدَاءِ فَاثْبِتْهُ فَإِنَّكَ قُلْتَ فِي كِتَابِكَ الكَرَيْمِ يَمْحُو اللهُ مَايَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِندَهُ أُمُّ الْكِتَابِ

Allahumma in kunta katabta ismii syaqiyyan fii diiwaanil asyqiyaa-i famhu waktubnii as-su'adaa-i wa in kunta ismii sa'iidan fii diiwaanis su'adaa-i fatsbithu fa innaka qulta fii kitaabikal kariimi yamhuu allaahu maa yasyaa-u wa yutsbit wa ‘indahu ummul kitaabi

Artinya: “Ya Allah, jika Engkau telah mencatat namaku orang yang sengsara di tempat orang-orang yang sengsara maka hapuskanlah dan catatlah namaku di tempat orang-orang yang berbahagia. Jika Engkau telah mencatat namaku sebagai orang yang bahagia pada catatan orang-orang yang bahagia, maka tetapkanlah. Maka sesungguhnya Engkau telah berfirman di dalam Kitab Mu yang dimuliakan: Allah menghapus apa-apa yang Dia kehendaki dan Allah menetapkan (apa-apa yang Dia kehendaki) dan di sisi-Nya ada kitab yang pokok.”

Selain doa tersebut, ada sejumlah doa mustajab yang bisa dipanjatkan pada malam Nisfu Syaban. Doa ini diriwayatkan dalam sejumlah hadits shahih, salah satunya seperti disebutkan dalam Kitab Jami' al-Tirmidzi terdapat hadits dari Abu Hurairah RA.

Dikatakan, ketika Nabi SAW risau dalam sebuah persoalan, beliau menengadah ke langit dan berdoa dengan sungguh-sungguh, beliau SAW mengucap

يَاحَيُّ يَا قَيُّومُ

Ya Hayy ya Qayyum

Artinya: “Wahai Sang Maha hidup dan Sang Maha mandiri.”

Masih dalam kitab yang sama, Anas bin Malik RA juga meriwayatkan bahwa apabila Nabi SAW sedang risau, beliau mengucapkan,

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits

Artinya: “Wahai Sang Maha hidup, wahai Sang Maha mandiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan.”