Doa Malam Nisfu Syaban yang Dibaca oleh Rasulullah SAW

Malam Nisfu Syaban merupakan salah satu malam yang mulia di bulan Syaban. Terdapat satu doa yang diamalkan oleh Rasulullah SAW pada malam Nisfu Syaban. Bagaimana doanya? Berikut informasinya.

Bulan Syaban menjadi salah satu bulan yang tepat untuk bertaubat dan meningkatkan ibadah mengingat adanya keutamaan yang luar biasa pada bulan ini.

Rasulullah SAW menyebut malam Nisfu Syaban merupakan waktu pencatatan amal kebaikan setiap manusia.

قَالَ حَدَّثَنِي أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ، قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ ‏.‏ قَالَ ‏ “‏ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ ‏”

Artinya: Usamah bin Zaid berkata. “Ya Rasulullah SAW, aku tidak pernah melihatmu berpuasa sebanyak di bulan Sya'ban.” Rasulullah SAW berkata, “Ini adalah bulan yang tidak banyak diperhatikan orang-orang antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan saat berbagai amalan diangkat kepada Allah SWT. Aku suka amalanku diangkat saat sedang berpuasa.” (HR Imam An-Nasa'i).

Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2023 M oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) RI, tanggal 1 Syaban 1444 H atau 2023 bertepatan dengan hari Rabu, 22 Februari 2023 (mulai malam Rabu). Untuk itu, malam Nisfu Syaban jatuh antara 14 hinga 15 Syaban yang bertepatan Selasa, 7 Maret 2023 dan Rabu, 8 Maret 2023.

Doa Malam Nisfu Syaban Rasulullah SAW

Dikutip dari laman resmi NU, berikut ini adalah doa yang dianjurkan untuk dilafalkan kaum muslim pada saat malam Nisfu Syaban sebagaimana dalam hadits riwayat Abu Bakar, Rasulullah SAW bersabda:

ينزل الله إلى السماء الدنيا ليلة النصف من شعبان فيغفر لكل شيء، إلا لرجل مشرك أو رجل في قلبه شحناء

Artinya: “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya'ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Urwah ibn Zubair menuturkan: “Aisyah r.a. bercerita seperti ini: ‘Pada sebuah malam nisfu Syaban, tiba-tiba Rasulullah melepaskan selimutku dengan perlahan-lahan dan sangat hati-hati.

Aisyah melanjutkan: ‘Demi Allah, selimut kami tidaklah terbuat dari tenunan sutra ataupun kapas, tidak juga terbuat dari kain lena atau wol.'

Maka kami pun bertanya, ‘Mahasuci Allah, kalau begitu terbuat dari apa?”

Aisyah menjawab, ‘Benangnya terbuat dari bulu, dan bahan nya dari kulit unta.'

Aisyah lanjut berkata, ‘Karenanya (malam itu) aku khawatir Nabi SAW pergi menemui salah satu istrinya yang lain. Lantas, aku pun bangkit mencarinya di ruang lain. Namun, tiba-tiba kakiku bersentuhan dengan kaki beliau yang ternyata sedang sujud.

Bahkan aku hafal ucapan beliau saat itu, yaitu ketika beliau berdoa seperti ini:

“Telah bersujud kepada-Mu bayangan dan pikiranku, telah beriman kepada-Mu sanubariku. Aku mengakui seluruh nikmat yang Engkau karuniakan, aku mengakui seluruh dosa-dosaku pada-Mu; aku telah berbuat zalim pada diriku, maka ampunilah diriku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau. Aku berlindung pada maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung pada rahmat-Mu dari murka-Mu, aku berlindung pada ridha-Mu dari marah-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari (siksa)Mu. Aku tidak punya daya untuk bisa menghitung pujian untuk-Mu. Dan Engkau adalah sebagaimana Engkau puji diri-Mu'.”

Aisyah berkata, ‘Rasulullah terus melanjutkan sholat nya, baik dengan berdiri ataupun dengan duduk, sampai datang waktu Subuh.”